CIRI-CIRI
Daun Dewa (Gynura divaricata) dengan ciri tumbuhan tegak,
tinggi ± 50 cm, pada umumnya ditanam
dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur
memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal,
mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip.
|
Daun Dewa (Gynura Divaricata) |
Daun tua membagi sangat dalam. Daun banyak berkumpul di
bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun
berambut lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah
berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20 cm. lebar 5 – 10 cm. Bunga terletak di
ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai umbi
berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm. Daun dewa
tergolong tumbuhan semak yang subur pada ketinggian 0-1.000 meter di atas
permukaan laut.
Di beberapa daerah daun dewa dikenal dengan nama Beluntas Cina, atau Samsit.
Menurut penelitian dari Fakultas Farmasi UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), secara
laboratoris ekstrak etanol daun dewa mampu
menghambat pertumbuhan Tumor Paru pada
mencit (tikus putih kecil).
Ekstrak ini juga mampu menghambat
pertumbuhan sel kanker. Daun dewa memang sudah cukup lama dikenal sebagai tanaman anti kanker.
Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan
(koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah),
mencairkan bekuan darah, stimulasi
sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun.
ZAT YANG
DIKANDUNG dan KHASIAT
Daun dewa mengandung zat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis
didapatkan dari seluruh tanaman.
Kandungan kimia : Saponin, minyak atsiri, flavonoid Pada beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiat obat
Indonesia Prof HM Hembing Wijayakusuma menyampaikan bahwa daun
dewa memiliki banyak khasiat.
Manfaat itu berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, melancarkan
haid, dan lain-lain. Sementara
umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain.
Dalam buku Kebun Tanaman Obat Karyasari disebutkan bahwa
daun dewa juga bisa mengatasi
kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan.
PENYAKIT
dan CARA PEMAKAIAN
1. Untuk
mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk,
dan muntah darah.
Cara :
Seluruh tanaman daun dewa ditumbuk, atau direbus, lalu airnya diminum.
2. Bila anak-anak mengalami kejang beri
minum air dari satu batang daun dewa.
3. Untuk
mengatasi Kutil dan Tumor.
Cara : Menghaluskan
daun dan menempelkannya pada bagian yang sakit dan biarkan hingga keesokkan
harinya.
4. Untuk
mengatasi Tumor.
Cara : Silakan makan
daun dewa sebagai Lalap.
5. Untuk
Kanker.
Cara : buatlah ramuan dari 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram jombang yang
direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya
diminum.
6. Untuk pengobatan Luka terpukul, masuk angin,
digigit ular, dan menghilangkan bekuan darah, serta mengobati stroke .
Cara : Bagian umbi
bisa dimanfaatkan.
7. Untuk pengobatan bagian Dalam; Umbinya ditumbuk halus dan ditambah air. Air perasannya diminum setiap sore hari.
8. Sedangkan untuk luka luar; Haluskan umbi, lalu
tempelkan pada bagian yang sakit.
Beberapa penyakit lain yang dapat diatasi dengan tanaman Daun Dewa ini antara
lain : luka terpukul, melancarkan
sirkulasi darah, menghentikan perdarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan),
pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit
binatang berbisa, menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang
patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan, digigit ular/digigit binatang
lain.
SUMBER :
berbagai tulisan